Minggu, 10 Mei 2015

TANYA RANKA

Yos! An Hasibuan di sini. Kemarin aku iseng-iseng minta pertanyaan dari rekan-rekan penulis yang sudah kukenal baik. Dan pertanyaannya emang diluar prediksi. Sial betul, padahal mau dijawab absurd. Ah, tapi masa bodoh. Yang ngejawab bukan aku, tapi Ranka (pribadi gandaku). Hahaha ... Sebenarnya rubrik ini aku ambil dari salah satu bab di novelku.

Ranka: “ Dasar manusia! Selalu saja membuat ulah lalu melempar tanggung jawabnya kepada orang lain.”

An: “Oy, ayolah. Itung-itung menambah kemiringan otakmu. Aku yakin tak ada pertanyaan yang tak bisa dijawab olehmu. Nih lihat catatannya. Berjuanglah Ranka! Aku mau tidur. Bhaii.”

Aku membuka isi catatan yang ditinggalkan oleh si bodoh An Hasibuan itu. Lalu ... aku segera ke dapur untuk mengasah pisau cincang. Akan kugunakan setelah aku menjawab semua pertanyaan ini. Bahkan Neka saja tak pernah menanyaiku pertanyaan serumit ini.

Jeung Fina ( twitter: @filadina):
Kenapa jawaban harus dimulai dari pertanyaan sementara pertanyaan tak selalu butuh jawaban?

Jawab:
Pertanyaan macam apa itu? Apa kau suka bermain kata atau menyelesaikan puzzle hingga kau bertanya juga seperti puzzle? Tak beraturan seperti itu. Biar kujelaskan. Kita anggap pertanyaan itu adalah sepasang pria dan wanita, dan jawaban adalah anak. Anak takkan mungkin lahir tanpa adanya sepasang pria dan wanita, kan? Sedangkan sepasang pria dan wanita itu bisa saja tak begitu menginginkan anak (anggaplah hubungan di gelap-gelap). Intinya, jawaban terlahir dari pertanyaan atau masalah. Bila suatu pertanyaan tak dipertanyakan, kita tak butuh jawaban.

Jeung Fara (twitter: @fhashadina):
Siapa yang bisa mengendalikan perasaan, apalagi kalau sedang galau terpaut pada seseorang?

Jawab:
Mungkin Avatar bisa, dia sekarang bisa mengendalikan elemen logam. Huh, sebelumnya kita pahami dulu apa sebenarnya perasaan itu. Perasaan adalah penyeimbang logika. Sama seperti siang dan malam. Terang dan gelap. Panas dan dingin. Yang bisa mengendalikan perasaanmu adalah logikamu, sebaliknya yang bisa mengendalikan logikamu adalah perasaanmu. Keduanya boleh berat sebelah di saat-saat tertentu, namun juga harus seimbang di saat tertentu. Yang jadi masalah adalah kesulitan dalam mengendalikannya. Aku yakin perasaan di sini ada kaitannya dengan cinta kepada lawan jenis. Bila demikian, lihat dirimu, apa yang membuatmu bisa mencintainya? Tentunya karena Tuhan, kan? Bila kau sanggup mencintainya karena Tuhan, kau harus bisa melepasnya karena Tuhan pula. Biarkan saja ia kembali pada Tuhan dengan tenang. Bila kau mencintainya karena alasan lain. Segeralah bertaubat.

Ody (twitter: @ody_chan01):
Bagusnya untuk gantiin hati, lpgnya warna apa? Kalo ijo udah terlalu mainstream.

Jawab:
Baik hijau, ungu, nila, lembayung, magenta, semuanya adalah warna-warna polos. Daripada mengganti warnanya, bukankah lebih baik memilih lpg bermotif, motif batik misalnya. Beda, kan? Lebih terlihat mewah dan cinta produk dalam negeri.

Mpok Iken (Twitter: @widyaiken27):
Apa aja yang biasanya kamu bawa pada waktu ke WC?

Jawab:
Hal yang selalu dibawa pada saat ke WC tiada lain adalah:
1. Niat, kau tak bisa pergi ke WC tanpa adanya niat. Sebesar apapun panggilan alammu, bila kau tak membawa niat, bisa saja kau berakhir di luar toilet dalam penantian yang sia-sia.
2. Usahakan bawalah dirimu sendiri beserta dengan benda yang ingin kau buang yang ada dalam perutmu. Jangan membawa orang lain!
3. Bawa juga keikhlasan. Ikhlaskan apa yang kau buang ke dalam WC. Relakan dan jangan harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.

Haris (twitter: @harishirawling) :
Apa bedanya mata kaki sama mata ikan?

Jawab:
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat. Mata kaki artinya adalah mata yang berada di kaki. Mata ikan artinya adalah mata yang berada pada ikan. Perbedaan di antara keduanya tidak terlalu mencolok. Mata ikan tak memiliki kelopak mata, sedangkan mata kaki justru sebaliknya, semuanya adalah kelopak mata.

Hadi (twitter: @had1k):
Kenapa ada istilah CLBK?

Jawab:
Itu artinya istilah ini sudah ada sebelum kau terlahir di dunia ini, makanya kau bertanya. Entah itu cinta lama bersemi kembali atau cinta lama bau kentut, istilah ini sering terdengar di telinga. Penyebab utama adanya istilah ini karena adanya telinga. Bila tak ada telinga, kau takkan mendengar istilah ini. Kutuk saja telingamu karena sudah pernah mendengar istilah ini.

Ipin (twitter: @Ipin_arivin):
Ketika kamu jatuh dalam titik keterpurukan yang paling dalam, siapakah orang yang selalu mensupport kamu untuk bangkit dan menghadapinya?

Jawab:
Sayang sekali kisanak, jangan pernah harapkan support dari siapapun bila kau tak berhasil men-support dirimu sendiri. Awal mula untuk bangkit dari keterpurukan adalah kemauan keras dari dirimu sendiri. Tak ada gunanya support dari orang lain kalau kaki-kakimu sendiri saja tak ingin bangkit. Mulai support dirimu sendiri untuk memperkuat akarnya, lalu tak perlu memilih orang-orang tertentu untuk men-supportmu. Siapa saja bisa men-supportmu setelah itu. Yah, mungkin orang-orang terdekat bisa lebih manjur sih.

Selesai juga. Waktu santai berhargaku terbuang percuma demi mengurusi hal semacam ini. Baiklah, di mana pisau cincang tadi?

P.S.
Semua ucapan di atas berdasarkan karakter pribadi Ranka. Bila ia terkesan kasar, ia memang kasar, jangan disamakan dengan Aku ya, hahahaha. Terima kasih sudah mau berkunjung, berikutnya insyaallah aku akan memposting cerita tentang Ranka secara pribadi.


An Hasibuan

5 komentar:

  1. Mata ikan itu nama penyakit yang ada di telapak kaki. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. An: "Hah? Begitu ya? Maaf, Ranka memang bego."

      Ranka: "Apa maksudmu? Aku hanya tak suka membahas penyakit yang terlihat mengerikan seperti itu."

      An: "Alah, bilang aja kau nggak tahu."

      Hapus

  2. Kenapa jawaban harus dimulai dari pertanyaan sementara pertanyaan tak selalu butuh jawaban?


    apakah ini sama seperti, kenapa sebuah pertanyaan membutuhkan jawaban jika pertanyaan sendiri kadang tak butuh sebuah jawaban.

    ahh kok saya bingung juga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Mungkin karena adanya hubungan simbiosis di antara keduanya. Jawaban tak bisa hidup tanpa pertanyaan. Namun pertanyaan bisa hidup mandiri. Mungkin saja jawaban adalah seseorang yang tak kuat hidup sendiri. Jangan pernah berpikiran untuk menjadi jawaban yak :v :v

      Hapus