Jumat, 08 Mei 2015

SAKIT HATI



Ranka di sini. Sebagai makhluk yang memiliki tekanan darah yang berubah-ubah, pasti pernah merasakan hal yang bernama sakit hati. Bukan sakit hati secara harafiah, tapi mengacu pada perasaan. Lantas, sebenarnya apa saja penyebab sakit hati itu? Kita bahas secara logis. Simak dan renungkan. Karena aku yakin kalian juga bisa sakit hati setelah membaca tulisan ini.

Penyebab sakit hati yang pertama adalah ulah, tingkah, atau kelakuanmu sendiri. Kau tahu, selama kau tak melakukan apa-apa, kau takkan mengalami sesuatu yang disebut dengan sakit hati. Kita ambil contoh, saat kau sedang berpapasan dengan seorang yang kau kenal, otomatis kau akan menyapanya. Akan tetapi, kenyataan tak selalu berjalan sesuai ekspektasi. Bisa saja ia tak membalas sapaanmu atau mengabaikanmu seperti serangga busuk. Lantas, kau akan merasa sakit hati karenanya. Bila kau tak melakukan apa-apa sejak awal seperti menyapanya, kau takkan merasa sakit hati, bukan? Dan hal ini juga berlaku untuk semua kegiatan lainnya dalam berinteraksi. Entah itu kau sedang menanyakan kabar, ngobrol, meminjam barang, menyatakan cinta, pacaran, dsb. Saranku adalah sebaiknya kau cukup diam dan tak perlu melakukan apa-apa. Jangan buang-buang energimu untuk melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan sakit hati pada dirimu sendiri.

Penyebab yang kedua adalah terlalu resah dan berpikir terlalu jauh. Bila kau sudah diam dan tak melakukan apa-apa, kau tak perlu memikirkan hal-hal bermacam-macam bila seseorang yang kau kenal melakukan sesuatu di hadapanmu. Misalnya, saat kau sedang mematung menatap langit senja yang berkilau keemasan, seorang temanmu tiba-tiba datang sambil meniup terompet. Lantas, kau berpikir macam-macam dengan asumsi bahwa temanmu mengganggumu yang sedang menikmati senja yang indah. Atau berpikir ia sedang berpromosi untuk menjualmu pada om-om di seberang sana. Atau kau berpikiran bahwa temanmu akan menghancurkan gendang telingamu dengan terompetnya. Padahal bisa saja ia hanya ingin meniup kotoran yang menyumbat di dalam rongga terompetnya. Berhentilah berpikiran buruk pada orang lain.

Penyebab yang ketiga adalah bila kau memiliki kekurangan atau kecacatan. Orang-orang yang tak bisa menahan dirinya akan dengan gampang menghina kekuranganmu baik langsung maupun tak langsung. Jelas ini membuat sakit hati. Akan tetapi, yang ini juga masih tetap kesalahanmu sendiri. Bila kau bisa memanfaatkan otakmu dengan baik, kau tak perlu merasa berkecil hati. Temukan, gali, dan cari kelebihan yang ada pada dirimu sendiri untuk menutupi kekuranganmu agar kau bisa menunjukkannya kepada orang-orang bahwa kau juga dapat memukau dengan caramu.
Bila kekurangan yang kaumiliki adalah keterbelakangan mental, dan kau dihinanya, tidak apa-apa. Orang yang menghina orang yang memiliki keterbelakangan mental artinya telah mempermalukan dirinya sendiri. Ia dengan gamblang menunjukkan pada dunia tentang ketololannya.

Penyebab keempat adalah karena memiliki hati. Mungkin bila kau mengganti hatimu dengan tabung lpg 3 kilogram, kau takkan perlu merasakan sakit hati lagi. Yang memiliki hati adalah mereka yang hidup. Itu sebabnya boneka tak pernah marah saat kau patahkan tangan atau lehernya.

PS:

Hai, An Hasibuan di sini. Mungkin pernyataan Ranka terdengar kasar. Tapi ketahuilah sebenarnya ia hanya memberitahu bahwa penyebah sakit hati bukan hanya berasal dari orang lain saja. Sebisa mungkin sering-seringlah bercermin atau koreksi diri. Bila kau menyadarinya, kau bisa segera membuang rasa sakit hati itu dengan cepat. Mungkin itu yang ingin disampaikan Ranka. Mungkin. Hahahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar